Efisiensi Alokasi dan Distribusi Pendapatan.
MAKALAH
ILMU EKONOMI MIKRO ISLAM
Efisiensi Alokasi dan Distribusi Pendapatan.
Disusun oleh:
Syalbia Marvilina (2430404121)
24-MBS-D
DOSEN PENGAMPU:
Tezi Asmadia, M. E. Sy
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
TAHUN 2025
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu marilah kita mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Upah Dalam Ekonomi". Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ekonomi Mikro Islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Ikhwal ini tidak terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas – tugas yang akan datang.
Batusangkar, Mei 2025
Penulis
PEMBAHASAN
A. Pertukaran dan Keseimbangan Konsumsi Antar Individu
Pada pertukaran dan keseimbangan konsumsi antar individu dapat kita asumsikan pada dua individu yang mengonsumsi dua macam komoditas yang total penawarannya tetap.
Dapat dilihat pada gambar diatas, panel (a) dan (b) adalah ruang konsumsi untuk masing-masing individu. Titik origin atau titik awal konsumsi untuk individu A kita sebut OA dan untuk individu B kita sebut saja dengan OB. Untuk memperoleh keseimbangan antar individu, maka kita gabungkan kedua ruang konsumsi tersebut. Caranya adalah dengan memutar ruang individu 2 hingga 1800, maka kita akan mendapatkan sebuah kotak yang berisikan ruang konsumsi untuk kedua individu.
Dengan tidak mengubah titik letak origin maka kita melihat bahwa titik origin individu 2 terletak disebelah pojok kanan atas. Artinya bila tingkat konsumsi semakin jauh dari titik origin (baik OA maupun OB) maka semakin tinggi tingkat kepuasan konsumsi. Kita asumsikan ada dua komoditi yang dikonsumsi oleh individu A dan B, yaitu beras dan gandum. Jumlah konsumsi untuk beras diilustrasikan dengan garis horizontal (X) dan gandum dengan garis vertical (Y). A dan B adalah sama dengan total penawaran beras (X). Demikian pula untuk konsumsi gandum.
Dalam literature kontemporer, kotak dari ruang konsumsi untuk menganalisis pertukaran dua komoditi dari kedua individu tersebut disebut dengan Edgeworth box.
Individu A maupun individu B akan mengombinasikan kedua komoditas tersebut sesuai dengan prefensi dan endwment yang dimiliki. Kita tuliskan saja konsumsi untuk individu A adalah CA =(CAX , CAY), di mana CAX mempresentasikan konsumsi poin keseimbangan konsumsinya kita tuliskan CB=(CBX , CBY). Keadaan di mana CA dan CB adalaha tingkat konsumsi yang fair maka hal inilah yang dimaksudkan dengan alokasi. Alokasi untuk konsumsi komoditas X dan Y dibatasi oleh total penawaran dari komoditas X dan Y:
CAX + CBY = w...AX + w...BY
CAY + CBY = ...wAY + ...wBY
Dua ruang komoditas
Catatan: ruang individu A untuk barang x dan y digambarkan oleh panel (a) sedangkan untuk individu B digambarkan dengan panel (b)
Perputaran Sumbu Ruang Konsumsi Individu B
Catatan: untuk menyatukan kedua ruang konsumsi, maka ruang individu B diputar 180o untuk mendapatkan empat persegi panjang
Gambar diatas adalah ruang box yang mengilustrasikan kombinasi konsumsi kedua konsumen yang telah dilengkapi dengan kurva indifference. Perhatikan bahwa IC untuk individu A diberi tanda ICA, sedangkan untuk individu B diberi tanda ICB. Walau ICA berwujud cekung dan ICB berwujud cembung, namun kedua kurva tersebut mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Untuk meningkatkan kepuasannya individu A akan berusaha mengonsumsi pada kurva IC yang paling jauh dari titik origin A. Misalkan, ICA² lebih tinggi daripada ICA¹ begitu juga pada konsumen B pada kurva ICB² memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari ICB¹. Tingkat keseimbangan untuk tingkat konsumen A dan B terjadi apabila kurva ICA berpotongan atau bersinggungan dengan kurva ICB. Namun, tingkat keseimbangan tersebut belum tentu memenuhi syarat dari pareto optimal. Misalkan, titik E’ adalah tingkat keseimbangan kedua konsumen. Titik E’ dihasilkan dari perpotongan antara kurva ICA² untuk preferensi individu A dan kurva ICB¹. Bagi konsumen A, titik E’ sudah optimal, namun bagi konsumen B titik E’ belum optimal karena baru berada pada tingkat kepuasan ICB¹ karena tanpa mengurangi tingkat kepuasan konsumen A, konsumen B masih dapat meningkatkan tingkat kepuasannya menjadi ICB². Pada kurva kepuasan inilah antara konsumen B dan A akan memperoleh tingkat yang paling optimal yaitu titik E. Nah, di titik E inilah tingkat pareto optimal tercapai.
B. Kesejahteraan Sosial Efisiensi dan Keadilan
Efisiensi adalah perbandingan antara input dan output, dimana input digunakan setepat dan sebaik mungkin untuk memperoleh output yang terbaik. Efisiensi alokasi menjelaskan bahwa bila semua sumber daya yang ada habis teralokasi, maka akan mencapai alokasi yang efisien, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa alokasi tersebut adil. Karena tiap unit dalam pertukaran ekonomi di pasar keunggulannya modal awal antara satu dengan yang lainya berbeda. Misalnya, endowment individu 1 lebih banyak pada barang 1 sedangkan individu 2 memiliki lebih banyak barang 2. Kondisi tersebut akan memacu masingmasing individu untuk membuat dirinya better-off dengan melakukan perdagangan barang 1 dan 2. Pertukaran tersebut akan berakhir pada kondisi alokasi yang efisien, dimana tidak dapat lagi suatu individu menambah utility-nya terhadap suatu barang (better-off) tanpa membuat utility individu lainnya dirugikan (worse-off).
Konsep ekonomi Islam juga mendorong pada upaya membesarkan endowment (meningkatkan production possibility frontier) atau dalam konteks ini membesarkan Edgeworth Box. Berkutat pada distribusi yang berkeadilan saja berarti suatu zero sum game. Misalnya utility jono naik 5, utility kirun turun 5, kenaikan total utility nihil. Hal ini dikarenakan dalam konsep ekonomi Islam,
1. Adanya konsep adil dalam Islam adalah “tidak menzalimi dan tidak dizalimi. Bisa dengan endowment“ sama rata atau endowment tidak sama rata.
2. adanya Ziswaf (zakat, infak dan shodaqoh) karena nilainya sejalan dengan maksimalisasi Production Possiblity Frontier. Sedangkan Untuk dapat memaksimalkan utility dengan memberikan zakat, infaq dan shodaqoh jika, telah mencapai Production Possiblity Frontier. Artinya seseorang da[at mengeluarkan zakat, infaq dan shodaqoh jika telah mencapai kadar nisab dan haulnya. Jika ingin membesarkan utility orang lain, maka ia harus membesarkan utility pribadi dengan mengeluarkan shodaqoh dengan memaksimalkan input.
Para ekonom konvensional berbeda pendapat tentang distribusi yang adil :
1. Konsep Egalitarian: Barang yang diterima pada setiap orang dalam kelompok masyarakat jumlahnya sama.
2. Konsep Rawlsian: maksimalkan utility orang paling miskin (The last well off person).
3. Konsep Utilitarian: maksimalkan total utility dari setiap orang dalam kelompok masyarakat
4. Konsep Market Oriented: hasil pertukaran melalui mekanisme pasar adalah yang paling adil
Dalam konsep ekonomi islam, adil adalah “tidak menzalimi dan tidak dizalimi”. Bisa jadi “sama rasa sama rata” tidak adil dalam pandangan islam karena tidak memberikan insentif bagi orang yang telah melakukan kerja keras. Tidak adil dalam pandangan Islam karena orang yang endowmentnya tinggi mempunyai posisi tawar yang lebih kuat dari pada yang endowment nya kecil sehingga yang kuat dapat mendzalimi yang lemah. Lebih dari sekedar efisiensi dan keadilan, konsep ekonomi Islam juga mendorong pada upaya membesarkan endowment (meningkatkan production possibility frontier) atau dalam konteks ini membesarkan Edgeworth Box. Oleh karena itu, konsep Islam adalah mendorong terjadinya positive sum game. Misalnya utility Firman naik 5, utility si A naik 5, kenaikan total utility 10. Jadi bukan hanya mempermasalahkan bagaimana “roti” akan akan dibagi secara adil namun bagaimana “roti” yang akan dibagi bertambah besar.
C. Dampak Distribusi Pendapatan dalam Islam
Distribusi pendapatan merupakan bagian yang penting dalam membentuk kesejahteraan. Dampak dari distribusi pendapatan bukan saja pada aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial dan politik. Dampak yang ditimbulkan dari distribusi pendapatan yang didasarkan atas konsep Islam adalah sebagai berikut:
- Dalam konsep Islam perilaku distribusi pendapatan masyarakat merupakan bagian dan bentuk proses kesadaran masyarakat dalam mendekatkan diri kepada Allah.
- Seorang muslim akan menghindari praktek distribusi yang menggunakan barang-barang yang merusak masyarakat.
- Negara bertanggung jawab terhadap mekanisme distribusi dengan mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan kelompok, atau golongan apalagi perorangan dan juga memastikan agar jangan sampai sektor publik jatuh ke tangan perorangan maupun kelompok.
- Negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas publik, yang berhubungan dengan masalah optimalisasi distribusi pendapatan, seperti: sekolah, rumah sakit, lapangan kerja, perumahan, jalan, jembatan dan sebagainnya, sektor publik ini menjamin tanggung jawab negara dalam rangka menjaga dan bentuk tanggung jawabnya terhadap rakyatnya.
Komentar
Posting Komentar